Kamis, 05 Juni 2014

MAKALAH Inversio uteri



MAKALAH KEGAWATDARURATAN
INVERSIO UTERI

Dosen: B. Indah Christiana,SST




Disusun Oleh:
Lilin Nikmatuz Zakia
2012.03.014





PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Inversio Uteri”
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, yaitu;
1.      Indah Christiana,SST selaku pempimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.
2.      Kepada teman teman yang telah memberi motivasi, sehingga makalah ini terselesaikan.

Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka kami menerima kritik dan saran yang membangun untuk karya-karya yang selanjutnya.




Banyuwangi, 3 juni  2014


Penulis,









DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
DaftarIsi...................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
            1.1 Latar Belakang........................................................................................1
            1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
            1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II Pembahasan
2.1  Pengertian inversio uteri..........................................................................3
2.2  Klasifikasi inversio uteri.........................................................................3
2.3  Etiologi inversio uteri..............................................................................4
2.4  Tanda gejala inversio uteri......................................................................4
2.5  Presentasi inversio uteri..........................................................................5
2.6  Diagnosa inversio uteri...........................................................................5
2.7  Penanganan............................................................................................6
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...........................................................................................8
3.2 Saran.....................................................................................................8
Daftar Pustaka........................................................................................................9



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik. Gejala-gejala baru tampak pada kehilangan darah 20%. Jika perdarahan berlangsung terus, dapat timbul syok.Diagnosis perdarahan pascapersalinan dipermudah apabila pada tiap-tiap persalinan setelah anak lahir secara rutin diukur pengeluaran darah dalam kala III dan satu jam sesudahnya. Apabila terjadi perdarahan pascapersalinan dan plasenta belum lahir, perlu diusahakan untuk melahirkan plasenta segera.
Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya. Darah tersebut tercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.
Perdarahan pasca persalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh.

Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui serviks (leher rahim) ke dalam atau ke luar vagina.inversio uteri biasanya terjadi jika seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman terlalu banyak menekan puncak rahim atau terlalu keras menarik tali pusar dari ari-ari yang belum terlepas.keadaan ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.



1.2         Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan inversion uteri??
b.      Apa saja perubahan fisiologis pada persalinan?
c.       Sebutkan dan jelaskan klasifikasi inversion uteri?
d.      Bagaimana etiologi terjadinya inversion uteri?
e.       Bagaimana Gejala klinis dari inversion uteri?
f.       Sebutkan dan jelaskan Presentasi inversion uteri?
g.       Bagaimana Diagnose inversion uteri ditegakkan?
h.      Bagaimana cara Penanganan inversion uteri?

1.3         Tujuan
a.         Mengetahui apa yang dimaksud inversion uteri
b.         Mengetahui klasifikasi inversiouteri
c.         Mengetahui etiologi terjadinya inversio uteri
d.        Mengetahui bagaimana gejala klinis dari inversio uteri.
e.         Mengetahui presentasi inversio uteri
f.          Menjelaskan diagnosa inversio uteri
g.         Menjelaskan cara penanganan inversio uteri
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1   Pengertian
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagianØ atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri (Rustam Muchtar. Prof. Dr. MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid I, edisi 2 ; 1998).
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana  sebagian  atas uterus (fundus uteri) memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.(PrawihardjoSarwono, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan ; Jakarta)
Inversion uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri,dapat secara mendadak atau perlahan.kajadian ini biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara crede,dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik.inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok.
(menurut dr.ida Bagus Gde manuaba,SpOG)

2.2  Klasifikasi inversio uteri
Menurut perkembangannya inversio uteri dapat dibagi dalam beberapa tingkat :
1)      Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2)      Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3)      Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian besar sudah terletak diluar vagina.
Ada pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi :
1)        Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau serviks uteri.
2)        Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.

2.3  Etiologi
a)   Penyebab Inversio Uteri yaitu :
1.      Spontan                :grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2.      Tindakan             :cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.
b)  Faktor yang mempermudah terjadinya inversio uteri :
1.      Tunus otot rahim yang lemah
2.      Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intra abdominal, tekanan dengan tangan, tarikan pada talipusat).
3.      Canalis servikalis yang longgar.
4.      Patulous kanalis servikalis.
Akibat traksi tali pusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan inversio uteri

2.4                 Tanda gejala inversio uteri
Gejala klinis  inversio uteri:
1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang  hebat, perdarahan yang banyak sampai syok.Apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam : ± Bilama sihin komplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung kedalam. ± Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak. ± Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
Tanda dan gejala inversio uteri yang selalu ada
a)   Uterus terlihat
b)   Uterus bias terlihat sebagai tonjolan mengilat, merah lembayung di vagina
c)   Plasenta mungkin masih melekat (tampak tali pusat)
d)  Perdarahan
Tanda paling sering inversio uteri adalah perdarahan,tetapi cepatnya ibu mengalami kolaps dengan jumlah  kehilangan darahnya.
a)   Syok berat
b)   Nyeri abdomen bawah berat, disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum serta bias disertai rasa ingin defekasi.
c)   Lumen vagina terisi massa

2.5              Presentasi
inversio uterus mungkin hadir:
1.   Akut - dalam waktu 24 jam setelah melahirkan
2.   Subacutely - lebih dari 24 jam dan sampai 30 hari postpartum
3.   Kronis - lebih dari 30 hari setelah melahirkan

2.6              Diagnosa
Diagnosis biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan.
1.   Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2.   Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak
3.   Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta atau selaput ketuban
4.   Robekan rahim
5.   Plasenta suksenturiata
6.   Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah
7.   Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dl

Perdarahan pasca persalinan ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan hingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga bahaya karena kita tidak menyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan juga jatuh dalam presyok dan syok. Karena itu, adalah penting sekali pada setiap ibu yang bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin, serta pengawasan tekanan darah, nadi, pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus perdarahan selama 1 jam.

2.7              Penanganan
Pencegahan Inversi Sebelum Tindakan :
1.      Koreksi Manual
a)   Pasang sarung tangan DTT
b)  Pegang uterus pada daerah insersi tali pusat dan masukkan kembali melalui serviks.Gunakan tangan lain untuk membantu menahan uterus dari dinding abdomen.Jika plasenta masih belum terlepas,lakukan plasenta manual setelah tindakan koreksi.masukkan bagian fundus uteri terlebih dahulu.
c)   Jika koreksi manual tidak berhasil,lakukan koreksi hidrostatik.
2.      Koreksi Hidrostatik
a)      Pasien dalam posisi trendelenburg dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari perineum.
b)     Siapkan sistem bilas yang sudah desinfeksi,berupa selang 2 m berujung penyemprot berlubang lebar.Selang disambung dengan tabung berisi air hangat 2-5 l(atau NaCl atau infus lain) dan dipasang setinggi 2 m.
c)      Identifikasi forniks posterior.
d)     Pasang ujung selang douche pada forniks posterior sampai menutup labia sekitar ujung selang dengan tangan.
e)      Guyur air dengan leluasa agar menekan uterus ke posisi semula.
3.             Koreksi Manual Dengan Anestesia Umum
a)            Jika koreksi hidrostatik gagal,upayakan reposisi dalam anastesia umum. Halotan merupakan pilihan untuk relaksasi uterus.
4.  Koreksi Kombinasi Abdominal – VaginalØ
a)               Kaji ulang indikasi
b)              Kaji ulang prinsip dasar perawatan operatif
c)               Lakukan insisi dinding abdomen sampai peritoneum,dan singkirkan usus dengan kasa.tampak uterus berupa lekukan.
d)              Dengan jari tangan lakukan dilatasi cincin konstriksi serviks.
e)               Pasang tenakulum melelui cincin serviks pada fundus.
f)                Lakukan tarikan atau traksi ringan pada fundus sementara asisten melakukan koreksi manual melalui vagina.
g)               Jika tindakan traksi gagal,lakukan insisi cincin kontriksi serviks di bagian belakang untuk menghindari resiko cedera kandung kemih,ulang tindakan dilatasi,pemasangan tenakulum dan fraksi fundus.
h)              Jika koreksi berhasil,tutup dinding abdomen setelah melakukan penjahitan hemostasis dan dipastikan tidak ada perdarahan.
i)                 Jika ada infeksi ,pasang drain karet.




























BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk, ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem. Inversio Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya uterus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya ke dalam kavum uteri. Oleh karena servik mendapatkan pasokan darah yang sangat banyak maka inversio uteri yang total dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan memicu terjadinya perdarahan pasca persalinan. Inversion uteri ada 3 macam yaitum Inversio uteri ringan, Inversio uteri sedang, dan Inversio uteri berat. Faktor yang mempermudah terjadinya inversio uteri yaitu, Tonus otot rahim yang lemah, Tekanan atau tarikan pada fundus, dan Canalis servikalis yang longgar.

3.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi sumber referensi kepada kita semua khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus memberikan rasa aman dan  semangat serta memberikan kenyamanan pada ibu yang akan melahirkan.Dukungan dan perhatian akan mengurangi rasa tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiranbayi.Perubahan-perubahan fisiologis dan psikologis ibu bersalin, bidan harus mampu menolong dan memberikan rasa aman dan percaya terhadap ibu bersalin.











DAFTAR PUSTAKA

Asuhan persalinan normal, tahun 2007.
Heru, Retno sst.keb., M.P.H., 2013. Belajar tentanpersalinan.Grahailmu:Yogyakarta.
DEPKES RI, 2004, buku Acuan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.


 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar