MAKALAH KEGAWATDARURATAN
INVERSIO UTERI
Dosen: B. Indah Christiana,SST

Disusun Oleh:
Lilin Nikmatuz Zakia
2012.03.014
PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BANYUWANGI
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Inversio Uteri”
Ucapan
terimakasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini, yaitu;
1. Indah
Christiana,SST
selaku pempimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Persalinan.
2. Kepada
teman teman yang telah memberi motivasi, sehingga makalah ini terselesaikan.
Tentunya
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka kami menerima kritik dan saran yang
membangun untuk karya-karya yang selanjutnya.
Banyuwangi,
3 juni 2014
Penulis,
DAFTAR
ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata
Pengantar.........................................................................................................ii
DaftarIsi...................................................................................................................iii
BAB
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB
II Pembahasan
2.1 Pengertian
inversio
uteri..........................................................................3
2.2 Klasifikasi
inversio uteri.........................................................................3
2.3 Etiologi inversio
uteri..............................................................................4
2.4 Tanda
gejala inversio
uteri......................................................................4
2.5 Presentasi
inversio uteri..........................................................................5
2.6 Diagnosa
inversio
uteri...........................................................................5
2.7 Penanganan............................................................................................6
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan...........................................................................................8
3.2
Saran.....................................................................................................8
Daftar
Pustaka........................................................................................................9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seorang wanita
hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari volume total tanpa
mengalami gejala-gejala klinik. Gejala-gejala baru tampak pada kehilangan darah
20%. Jika perdarahan berlangsung terus, dapat timbul syok.Diagnosis perdarahan
pascapersalinan dipermudah apabila pada tiap-tiap persalinan setelah anak lahir
secara rutin diukur pengeluaran darah dalam kala III dan satu jam sesudahnya.
Apabila terjadi perdarahan pascapersalinan dan plasenta belum lahir, perlu
diusahakan untuk melahirkan plasenta segera.
Perdarahan
pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir
yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkiraan kehilangan
darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah
dari yang sebenarnya. Darah tersebut tercampur dengan cairan amnion atau dengan
urin. Darah juga tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di
lantai. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang
anemia.
Perdarahan
pasca persalinan
adalah sebab penting kematian ibu; ¼ kematian ibu yang disebabkan oleh
perdarahan (perdarahan pascapersalinan, placenta previa, solutio plasenta,
kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan
tidak mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas
karena anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Inversio uteri adalah
suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui serviks (leher
rahim) ke dalam atau ke luar vagina.inversio uteri biasanya terjadi jika
seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman terlalu banyak menekan
puncak rahim atau terlalu keras menarik tali pusar dari ari-ari yang belum
terlepas.keadaan ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.
1.2
Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud dengan inversion uteri??
b. Apa
saja perubahan fisiologis pada persalinan?
c. Sebutkan
dan jelaskan klasifikasi inversion uteri?
d. Bagaimana
etiologi terjadinya inversion uteri?
e. Bagaimana
Gejala klinis dari inversion uteri?
f. Sebutkan
dan jelaskan Presentasi inversion uteri?
g. Bagaimana Diagnose inversion uteri ditegakkan?
h. Bagaimana
cara Penanganan inversion uteri?
1.3
Tujuan
a.
Mengetahui apa yang dimaksud
inversion uteri
b.
Mengetahui
klasifikasi
inversiouteri
c.
Mengetahui
etiologi terjadinya inversio uteri
d.
Mengetahui bagaimana gejala klinis dari
inversio uteri.
e.
Mengetahui presentasi inversio
uteri
f.
Menjelaskan diagnosa
inversio uteri
g.
Menjelaskan cara
penanganan inversio uteri
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Inversio uteri
adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagianĂ
atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri (Rustam Muchtar. Prof. Dr. MPH,
Sinopsis Obstetri, Jilid I, edisi 2 ; 1998).
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana sebagian
atas uterus (fundus uteri) memasuki kavum uteri sehingga
fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.(PrawihardjoSarwono,
Prof. Dr, Ilmu Kebidanan ; Jakarta)
Inversion
uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri,dapat
secara mendadak atau perlahan.kajadian ini biasanya disebabkan pada saat
melakukan persalinan plasenta secara crede,dengan otot rahim belum berkontraksi
dengan baik.inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan
syok.
(menurut dr.ida Bagus Gde
manuaba,SpOG)
2.2 Klasifikasi inversio
uteri
Menurut perkembangannya inversio
uteri dapat dibagi dalam beberapa tingkat :
1) Inversio
uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol
dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2) Inversio
uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah
masuk dalam vagina.
3) Inversio
uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik
dan sebagian besar sudah terletak diluar vagina.
Ada
pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi
:
1)
Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri
menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau serviks uteri.
2)
Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol
keluar serviks uteri.
2.3
Etiologi
a)
Penyebab Inversio Uteri yaitu :
1. Spontan :grande multipara, atoni uteri,
kelemahan alat kandungan, tekanan intra abdominal yang tinggi (mengejan dan
batuk).
2. Tindakan :cara
Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang dipaksakan,
perlekatan plasenta pada dinding rahim.
b)
Faktor yang mempermudah terjadinya inversio
uteri :
1. Tunus otot
rahim yang lemah
2. Tekanan atau
tarikan pada fundus (tekanan intra abdominal, tekanan dengan tangan, tarikan
pada talipusat).
3. Canalis
servikalis yang longgar.
4. Patulous
kanalis servikalis.
Akibat traksi tali pusat dengan plasenta yang berimplantasi
dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar
kontraksi uterus akan menyebabkan inversio uteri
2.4
Tanda gejala inversio uteri
Gejala
klinis inversio uteri:
1. Dijumpai
pada kala III atau post partum dengan
gejala nyeri yang hebat, perdarahan
yang banyak sampai syok.Apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah
ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan
dalam : ± Bilama sihin komplit maka
pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung kedalam. ± Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba
kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak. ± Kavum uteri sudah tidak ada
(terbalik).
Tanda dan gejala inversio uteri yang selalu ada
a)
Uterus terlihat
b)
Uterus bias terlihat sebagai
tonjolan mengilat, merah lembayung di vagina
c)
Plasenta mungkin masih melekat
(tampak tali pusat)
d) Perdarahan
Tanda paling
sering inversio uteri adalah perdarahan,tetapi cepatnya ibu mengalami kolaps
dengan jumlah kehilangan darahnya.
a)
Syok berat
b)
Nyeri abdomen bawah berat,
disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum serta bias disertai rasa
ingin defekasi.
c)
Lumen vagina terisi massa
2.5
Presentasi
inversio uterus mungkin hadir:
1. Akut
- dalam waktu 24 jam setelah melahirkan
2.
Subacutely - lebih dari
24 jam dan sampai 30 hari postpartum
3.
Kronis - lebih dari 30
hari setelah melahirkan
2.6
Diagnosa
Diagnosis
biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam waktu
pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari
pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta
pernafasan menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun Diagnosis
Perdarahan Pascapersalinan.
1.
Palpasi
uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban apakah
lengkap atau tidak
3.
Lakukan
eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta atau selaput ketuban
4. Robekan rahim
5.
Plasenta
suksenturiata
6. Inspekulo: untuk melihat robekan pada
serviks, vagina, dan varises yang pecah
7. Pemeriksaan Laboratorium periksa darah
yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dl
Perdarahan pasca persalinan ada
kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan menakutkan hingga dalam waktu
singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok. Atau dapat berupa perdarahan yang
menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga bahaya karena kita tidak
menyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan juga
jatuh dalam presyok dan syok. Karena itu, adalah penting sekali pada setiap ibu
yang bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin, serta pengawasan
tekanan darah, nadi, pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus
perdarahan selama 1 jam.
2.7
Penanganan
Pencegahan Inversi Sebelum Tindakan :
Pencegahan Inversi Sebelum Tindakan :
1.
Koreksi Manual
a)
Pasang
sarung tangan DTT
b) Pegang uterus pada daerah insersi tali
pusat dan masukkan kembali melalui serviks.Gunakan tangan lain untuk membantu
menahan uterus dari dinding abdomen.Jika plasenta masih belum terlepas,lakukan
plasenta manual setelah tindakan koreksi.masukkan bagian fundus uteri terlebih
dahulu.
c) Jika koreksi manual tidak
berhasil,lakukan koreksi hidrostatik.
2.
Koreksi Hidrostatik
a)
Pasien
dalam posisi trendelenburg dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari
perineum.
b)
Siapkan
sistem bilas yang sudah desinfeksi,berupa selang 2 m berujung penyemprot
berlubang lebar.Selang disambung dengan tabung berisi air hangat 2-5 l(atau
NaCl atau infus lain) dan dipasang setinggi 2 m.
c)
Identifikasi
forniks posterior.
d)
Pasang
ujung selang douche pada forniks posterior sampai menutup labia sekitar ujung
selang dengan tangan.
e) Guyur air dengan leluasa agar menekan
uterus ke posisi semula.
3.
Koreksi Manual Dengan Anestesia Umum
a)
Jika
koreksi hidrostatik gagal,upayakan reposisi dalam anastesia umum. Halotan
merupakan pilihan untuk relaksasi uterus.
4. Koreksi Kombinasi Abdominal – VaginalĂ
a)
Kaji
ulang indikasi
b)
Kaji
ulang prinsip dasar perawatan operatif
c)
Lakukan
insisi dinding abdomen sampai peritoneum,dan singkirkan usus dengan kasa.tampak
uterus berupa lekukan.
d)
Dengan
jari tangan lakukan dilatasi cincin konstriksi serviks.
e)
Pasang
tenakulum melelui cincin serviks pada fundus.
f)
Lakukan
tarikan atau traksi ringan pada fundus sementara asisten melakukan koreksi
manual melalui vagina.
g)
Jika
tindakan traksi gagal,lakukan insisi cincin kontriksi serviks di bagian
belakang untuk menghindari resiko cedera kandung kemih,ulang tindakan
dilatasi,pemasangan tenakulum dan fraksi fundus.
h)
Jika
koreksi berhasil,tutup dinding abdomen setelah melakukan penjahitan hemostasis
dan dipastikan tidak ada perdarahan.
i)
Jika
ada infeksi ,pasang drain karet.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Inversio uteri adalah
keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk, ini adalah merupakan
komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem. Inversio Uteri terjadi
dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya uterus sehingga bagian
dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar seluruhnya ke dalam
kavum uteri. Oleh karena servik mendapatkan pasokan darah yang sangat banyak
maka inversio uteri yang total dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan memicu
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Inversion uteri ada 3 macam yaitum Inversio
uteri ringan,
Inversio uteri sedang,
dan Inversio uteri berat. Faktor yang mempermudah
terjadinya inversio uteri yaitu,
Tonus otot rahim yang lemah,
Tekanan
atau tarikan pada fundus,
dan Canalis servikalis yang longgar.
3.2
SARAN
Semoga dengan adanya
makalah ini, dapat menjadi sumber referensi kepada kita semua khususnya dalam
memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Sebagai seorang tenaga kesehatan kita harus
memberikan rasa aman dan semangat serta memberikan kenyamanan pada
ibu yang akan melahirkan.Dukungan
dan perhatian akan mengurangi rasa tegang, membantu kelancaran proses
persalinan dan kelahiranbayi.Perubahan-perubahan
fisiologis dan psikologis ibu bersalin, bidan harus mampu menolong dan
memberikan rasa aman dan percaya terhadap ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan persalinan normal, tahun 2007.
Heru, Retno sst.keb., M.P.H., 2013.
Belajar tentanpersalinan.Grahailmu:Yogyakarta.
DEPKES RI, 2004, buku Acuan
Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.